Sunday, October 31, 2010

Dubes Dino Nobar Eat, Pray Love di Malam Halloween

Washington DC - Promosi wisata Indonesia di AS digelar lewat nonton bareng film 'Eat, Pray, Love' di LOWE AMC Theater di kawasan bergengsi Georgetown, Washington DC. Pemutaran film ini bertepatan dengan perayaan Halloween di AS.

Adalah KBRI Washington DC yang menggandeng Sony Pictures Entertainment untuk menggelar Private Screening film 'Eat, Pray, Love'. Film yang dibintangi Julia Roberts ini ditayangulangkan secara khusus, Sabtu (30/10/2010) malam waktu AS.

Dekorasi payung warna-warni bercorak batik emas khas Bali ditata sepanjang foyer menuju studio 6. Para tamu undangan diberi Udeng, ikat kepala khas Bali setelah mendaftar ulang. Dubes RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) di AS, Dino Pati Djalal, tidak sungkan-sungkan menyapa dan membantu para tamu untuk mengenakan udeng ini agar nyaman dipakai selama menonton 'Eat, Pray, Love'.

Sebelum acara dimulai, para tamu dijamu dengan makanan khas Indonesia seperti sate, pastel dan kue pisang. Setelah makanan ringan tersebut, para tamu dapat mengambil popcorn dan soda, camilan khas nonton film.

Para tamu terlihat akrab dan saling menyapa dengan ramah. Para undangan antara lain adalah Dubes Jepang dan istri, Dubes Brunei Darussalam dan istri, beberapa pejabat dari Pentagon, Deplu AS, Departemen Pertahanan, US Chamber of Commerce, Freedom House, Kedutaan Slovakia, Swedia dan Arab Saudi. Tampak diantara para tamu undangan, mantan menkeu, Sri Mulyani.

Meskipun agak mundur dari jadwal karena jalanan yang luar biasa macet, studio 6 LOWE AMC Thater di Georgetown yang berkapasitas 260 orang, terlihat hampir penuh oleh tamu undangan. Perayaan Halloween tidak banyak berpengaruh terhadap kelancaran acara ini, meskipun terkadang di lobi bioskop ada lalu lalang orang dengan kostum Halloween.

Dubes Dino didampingi ibu Rosa Djalal, membuka acara nonton bareng dengan hening sejenak untuk simpati terhadap musibah Mentawai dan gunung Merapi. Sambutan singkat dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Cristie Vilsack, istri Menteri Pertanian AS, mengantarkan para tamu untuk mulai menikmati film.

Ditemui detikcom usai pemutaran film, Dubes Dino mengatakan bahwa pemutaran film ini berkat kerjasama yang terjalin sejak saat pengambilan gambar di Indonesia tahun 2009.

"Saya menyelenggarakan ini dalam rangka untuk mengumpulkan baik teman lama maupun teman baru dengan suasana yang berbeda. Biasanya jamuan selalu dalam format resepsi diplomatik, ruang rapat maupun suasana perundingan," ungkap Dubes gaul ini.

"Saya ingin kali ini bisa bertemu dengan suasana berbeda, lebih akrab dan tidak terkesan formal," tambah Dubes Dino yang malam itu menggunakan kain sarung kuning dan udeng biru khas Bali.

Dubes Dino Patti Djalal menyatakan, bahwa KBRI Washington DC akan menjadi salah satu KBRI yang paling inovatif dalam melakukan pendekatan publik. Malam ini adalah salah satu caranya, dan untuk ke depan kami akan jalankan cara-cara baru untuk mempromosikan Indonesia.

Para undangan sebagian besar terdiri dari masyarakat di AS yang belum pernah ke Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar para penonton mendapat gambaran secara dekat mengenai Bali di Indonesia.

"Tetanga kita sudah ada yang mencapai sekitar 18 hingga 20 juta wisman, sementara kita masih macet sekitar 7juta beberapa tahun belakangan ini. Harapan kita paling tidak bisa mencapai angka 10 juta dengan upaya pendekatan non formal seperti ini," demikian Dubes RI ini menjelaskan mengenai pariwisata Indonesia.

Diharapkan tahun 2011 akan ada lagi penerbangan langsung ke AS dengan pesawat Garuda Indonesia. Penerbangan ini akan melayani rute pantai Barat terlebih dahulu, karena dianggap lebih banyak prospek pengguna layanannya.

Film 'Eat, Pray, and Love', meskipun tidak terlalu meledak di pasaran, ternyata cukup memberikan gambaran mengenai pulau Bali yang indah dan karakter masyarakat Bali yang sangat spiritual ramah, hangat dan rendah hati. Lebih dari sepertiga jalan cerita dalam film ini mengambil penggalan cerita kehidupan pengarang buku 'Eat Pray Love', Liz, yang tinggal Bali dalam rangka menulis buku tersebut.

Paling tidak demikian ungkap Ralph E Winnie, Wakil Presiden Global Bussiness Development the EURASIA Center. Pengusaha dan ahli hukum dari Hawaii ini meskipun sering melawat ke luar negeri, namun belum sempat mampir ke Indonesia. Masyarakat Bali dalam film itu, tidak jauh dari gambaran umumnya mengenai karakter umum teman-teman Indonesia yang dia kenal selama ini.

"Bedanya, yang tinggal di sini lebih 'Barat'," ungkap Winnie sambil tersenyum.

[sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/10/31/182038/1480894/10/dubes-dino-nobar-eat-pray-love-di-malam-halloween?991103605]

No comments:

Post a Comment