Wednesday, December 1, 2010

Waw, BI: Kalau Dibiarkan, Rupiah Bisa Tembus Rp 8.000/US$

Jakarta - Anggaran Bank Indonesia (BI) mengalami defisit Rp 26 triliun sampai Oktober 2010 akibat biaya moneter yang tinggi salah satunya adalah menahan laju penguatan rupiah. Jika tidak ditahan, rupiah bisa menguat sampai Rp 8.000-8.100/US$.

Demikian disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/12/2010).

"Kalau kita biarkan, nanti rupiah bisa Rp 8.000-8.100/US$, itu kan menyusahkan ekonomi kita sendiri. Nah supaya tidak terjadi itu BI intervensi dan biayanya masuk ke pengeluaran kebijakan itu. Makanya terjadi defisit," tutur Darmin.

Darmin mengatakan, penguatan rupiah yang tajam ini terjadi karena derasnya arus dana asing ke Indonesia yang menyebabkan permintaan rupiah meningkat sehingga terjadi penguatan.

"Kalau ada dana asing masuk, dia akan beli surat berharga di Indonesia. Untuk membeli surat berharga ini dia harus menukar uangnya ke rupiah dulu. Waktu nmenukar mereka tidak peduli dengan inflasi akibat nilai tukar," ujar Darmin.

Darmin mengatakan, jumlah defisit anggaran BI sebesar Rp 26 triliun ini benar-benar di luar perkiraan. "Kita belum membayangkan capital inflow (arus dana asing) sederas ini saat membuat anggaran di akhir 2009," tukas Darmin.

No comments:

Post a Comment