Kuala Lumpur - Pil pahit harus ditelan Cristian Gonzales cs dalam partai leg I final Piala AFF 2010, Minggu (26/12/2010). Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pun ikut memendam kecewa.
'Pasukan Garuda' harus pulang dari Stadion Bukit Jalil dengan kekalahan telak 0-3 dari tuan rumah Malaysia, Minggu (26/12/2010) malam WIB.
"Kecewa banget, saya ke sini berharap dapat melihat orang dari kampung saya menang, tapi kalah juga. Hilang rindu saya sama kampung halaman," kata Bolawi (23) kepada detikSport usai pertandingan.
Meski demikian, pria asal Slawi yang telah menetap di Malaysia sejak 2008 dan bekerja di pabrik besi di Kuala Lumpur itu tetap melontarkan pujian untuk permainan timnas Indonesia.
"Player Indonesia sudah cukup bagus, kalah bukan masalah, tim sudah berusaha," imbuh Balowi.
Kekecewaan serupa dirasakan Nasution. Apalagi Warga Negara Indonesia yang berdagang di Negeri Jiran itu mengaku harus rela memacu motornya berjam-jam dari Negeri Sembilan.
"Tak dekat untuk datang ke sini, Negeri Sembilan jauh," keluhnya.
Sigit (23), menuturkan pula kekecewannya. Namun, ia tidak menujukan kekecewannya tersebut kepada anak asuh Alfred Riedl tapi kepada suporter lawan.
Dia mencontohkan kalau lokasi tribun yang diperuntukkan para suporter Indonesia pada prosesnya lantas malah direbut kelompok suporter lawan di menit-menit akhir pertandingan.
"Kita jadi enggak nyaman dengan sikap suporter yang kayak gitu," kata karyawan yang bekerja di sebuah restoran cepat saji di Kuala Lumpur tersebut.
"Di dalam suasana memanas, kita jadi enggak nyaman lagi buat nonton (pertandingan)," imbuhnya.
Mengalami kondisi tersebut, Sigit lebih memilih pulang lebih cepat walaupun saat itu pertandingan masih tersisa 10 menit lagi.
Kekalahan telak di kandang Malaysia juga tidak memadamkan api optimisme para TKI di negeri Jiran. Simak saja harapan Handoko (22), seorang TKI asal Cilacap, misalnya.
"Kalau bisa kejar kekalahannya, jangan sampai kalah di rumah sendiri," tegas Handoko.
'Pasukan Garuda' harus pulang dari Stadion Bukit Jalil dengan kekalahan telak 0-3 dari tuan rumah Malaysia, Minggu (26/12/2010) malam WIB.
"Kecewa banget, saya ke sini berharap dapat melihat orang dari kampung saya menang, tapi kalah juga. Hilang rindu saya sama kampung halaman," kata Bolawi (23) kepada detikSport usai pertandingan.
Meski demikian, pria asal Slawi yang telah menetap di Malaysia sejak 2008 dan bekerja di pabrik besi di Kuala Lumpur itu tetap melontarkan pujian untuk permainan timnas Indonesia.
"Player Indonesia sudah cukup bagus, kalah bukan masalah, tim sudah berusaha," imbuh Balowi.
Kekecewaan serupa dirasakan Nasution. Apalagi Warga Negara Indonesia yang berdagang di Negeri Jiran itu mengaku harus rela memacu motornya berjam-jam dari Negeri Sembilan.
"Tak dekat untuk datang ke sini, Negeri Sembilan jauh," keluhnya.
Sigit (23), menuturkan pula kekecewannya. Namun, ia tidak menujukan kekecewannya tersebut kepada anak asuh Alfred Riedl tapi kepada suporter lawan.
Dia mencontohkan kalau lokasi tribun yang diperuntukkan para suporter Indonesia pada prosesnya lantas malah direbut kelompok suporter lawan di menit-menit akhir pertandingan.
"Kita jadi enggak nyaman dengan sikap suporter yang kayak gitu," kata karyawan yang bekerja di sebuah restoran cepat saji di Kuala Lumpur tersebut.
"Di dalam suasana memanas, kita jadi enggak nyaman lagi buat nonton (pertandingan)," imbuhnya.
Mengalami kondisi tersebut, Sigit lebih memilih pulang lebih cepat walaupun saat itu pertandingan masih tersisa 10 menit lagi.
Kekalahan telak di kandang Malaysia juga tidak memadamkan api optimisme para TKI di negeri Jiran. Simak saja harapan Handoko (22), seorang TKI asal Cilacap, misalnya.
"Kalau bisa kejar kekalahannya, jangan sampai kalah di rumah sendiri," tegas Handoko.
No comments:
Post a Comment